Desa Antosari Profiles ;
Sejarah
Desa
Sampai saat ini
belum dapat diungkapkan dengan pasti asal usul kapan berdirinya Desa Antosari.
Hal ini disebabkan karena kurangnya data baik yang berupa Prasasti, babad
maupun petunjuk-petunjuk lainnya.
Hanya ada
informasi yang dapat dikumpulkan dari cerita dan penuturan dari orang-orang tua
bahwa Desa Antosari sudah cukup tua dan telah ada sejak jaman Kerajaan Bali
dulu. Sedangkan timbulnya nama Desa Antosari dapat didongengkan sebagai berikut
: Dulu kala pernah terjadi pertentangan antara Arya
Bajera dengan Arya Kabe-kabe karena masalah perebutan kekuasaan pemerintahan.
Arya Kabe-kabe bersaudara dengan Arya Bajera yang sama-sama berasal dari
Kabo-kabo dan menetap di Bajera. Rasa dendam Arya Bajera terhadap Arya
Kabe-kabe tidak dapat dilenyapkan, sehingga ia bermaksud menyerang Arya
Kabe-kabe. Maksud Arya Bajera ini diketahui oleh Arya Tabanan dan ia
memerintahkan Pasek Wanagiri untuk menyerang Arya Bajera mendahului sebelum
Arya Bajera menyerang Arya Kabe-kabe. Pasek Wanagiri merasa tidak mampu
menghadapi Arya Bajera, sehingga Pasek Wanagiri mengadakan hubungan dengan Arya
Jemberana, dan mereka berjanji untuk saling menunggu disebelah barat Bajera
yaitu di sebelah barat Sungai Otan. Pasek Wanagiri beserta dengan anggotanya
dan Arya Jemberana bersama dengan rakyatnya menyebut Desa disebelah Barat
Bajera dengan nama Antosari yang artinya Antos berarti Tunggu dan ari berarti Adik.
Dengan demikian
Desa Antosari merupakan tempat pertemuan antara Pasek Wanagiri dan Arya
Jemberana, dan disinilah mereka mengumpulkan segala persiapan perang, baik yang
berupa bahan makanan, uang dan sebagainya, kemudian dari sini pula diadakan
penyerangan terhadap Arya Bajera.Nama ini diperkuat lagi dengan
diketemukannya hutan Pohon Sari di Desa Antosari oleh utusan
Raja Tabanan yang dapat perintah untuk menyelidiki asap yang menjulang tinggi
yang dapat dilihat oleh Raja Tabanan dari Puri Tabanan.
Demikianlah
sekilas sejarah singkat mengenai Desa Antosari agar dapat dijadikan sebagai
petunjuk dalam rangka mengisi kelengkapan Sejarah Desa.
DEMOGRAFI
Secara tofografi, Desa Antosari,
Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan merupakan daerah landai dengan
ketinggian 100 s/d 200 meter diatas permukaan laut, curah
hujan relatif sedang, dengan batas
wilayah administratif sebagai berikut :
·
§ Sebelah Utara
berbatasan dengan bagian selatan Desa Tiying Gading
·
§ Sebelah Timur
berbatasan dengan Tukad Yeh Otan
·
§ Sebelah Selatan
berbatasan dengan bagian utara Desa Antap
·
§ Sebelah Barat
berbatasan dengan Tukad Payan
Luas wilayah
Desa Antosari, 4.5 km2 atau sekitar 1 % luas Kabupaten Tabanan. Secara
administratif desa Antosari terbagi atas tujuh banjar dinas/dusun yang meliputi
: Banjar Dinas Petiles, Banjar Dinas Umaseka, Banjar Dinas Gulingan, Banjar
Dinas Tengah, Banjar Dinas Dangin Pangkung, Banjar Dinas Delod Rurung dan
Banjar Dinas Bade Gede.
Penggunaan
lahan di wilayah desa Antosari, sekarang dipilah menjadi daerah pemukiman 100
ha, tanah sawah 250 ha, pertanian lahan kering, perkebunan/tegalan 98 ha, hutan
0 ha dan perikanan dan peternakan 0 ha serta penggunaan lain-lain (fasilitas
umum, pura, setra, jalan, lapangan dan sebagainya) seluas 2 ha.
Desa Antosari
memiliki jalan sepanjang 8 km, dengan rincian : jalan nasional 2 km, jalan
provinsi 1 km, jalan kabupaten 3 km, jalan desa km dan jalan dusun/banjar
sepanjang 0 km. Dengan kondisi beraspal sepanjang 3 km, beton sepanjang 1.5 km,
geladag 3 km, dan jalan tanah sepanjang 1 km.
Kondisi
Sosial Budaya
Jumlah penduduk
Desa Antosari berdasarkan hasil sensus pada tahun 2010, adalah sebanyak 1861
jiwa, terdiri dari 951 jiwa penduduk laki-laki dan 910 jiwa penduduk perempuan,
yang terdiri dari 570 RT. Sedangkan jumlah RTM sabanyak 60 RTM dengan 229 orang
anggota keluarga.
Struktur
penduduk menurut pendidikan menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang
dipunyai desa Antosari, yaitu yang berusia pada usia pendidikan dasar 7 tahun
s/d 16 tahun (pendidikan sekolah dasar dan menengah) yang belum
pernah sekolah 0%, sedang mengikuti pendidikan 100% dan sisanya 0% tidak
bersekolah lagi.
Sedangkan yang
berusia diatas 16 tahun (diatas usia pendidikan dasar) yang belum
pernah sekolah 1%, sedang mengikuti pendidikan 25% dan sisanya 74% tidak
bersekolah lagi, baik pada tingkat lanjutan dan perguruan tinggi.
Struktur
penduduk menurut mata pencaharian menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk
menggantungkan sumber kehidupannya di sektor pertanian (80%), sektor lain yang
menonjol dalam penyerapan tenaga kerja adalah perdagangan (2%), sektor industri
rumah tangga dan pengolahan (1%), sektor jasa (2%) dan sektor lainnya seperti
pegawai negeri, karyawan swata dari berbagai sektor (15%).
Struktur
penduduk menurut agama menunjukkan sebagian besar penduduk Desa Antosari,
beragama Hindu (99%), Islam (1%), Budha (0%), Kristen Protestan (0%)
dan Katolik (0%)
Dalam
konteks ketenagakerjaan ditemukan bahwa 40% penduduk usia kerja yang didalamnya
30% angkatan kerja dan 10% bukan angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) 40%.
Kebudayaan
daerah Desa Antosari, tidak terlepas dan diwarnai oleh Agama Hindu dengan
konsep “Tri Hita Karana” (hubungan yang selaras, seimbang dan erasi antara
manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia dan manusia dengan
lingkungannya)